Air

Gambar terkait


kala itu ia tersenyum, betapa manis
yang kini baru disadari betapa cerianya ia
tak ayal, ia sedikit menghibur hati yang kosong
termasuk batin ini yang diam - diam menyayanginya

penulis bahkan tak kuasa menyebut kata 'aku' di tiap bait
karena ia tak mengetahuinya
sekeping hati hilang entah kemana
tersisa lah jeda kosong yang hambar nan meragukan
siapa yang bertahan dan dipertahankan

ketika cahaya berpendar dari sebuah pemicu
ketika itulah senyuman berurai tanpa rasa kaku
ketika mulut tak mampu berujar janji
ketika itulah hati yang meyakinkannya

seseorang berkata bahwa simpul itu indah
seseorang berujar seperti nampan yang muda terisi
mengharap dan harapan adalah sebuah tolak belakang
seperti ia yang terlepas pergi atau menjarak demi inci

penulis hampir tak sanggup mengutarakan semua ini
terjebak dalam arah yang kabur
tali yang di genggaman semakin menjadi imaji yang tak henti
cahaya langit meredup dan mengedip

di sebuah bis kota, dua manusia melihat dunia secara dekat
tawa dan tawar menyihir tanpa sebab
mereka begitu lupa akan kebodohan rasa
yang sering membabi buta ketika kau memang buta
mereka begitu jatuh, tapi dangkal akan memahami
yang sering cepat dimengerti namun luput dari esensi

memang, mereka tidak berujar sebuah kata yang sakral
karena satu sisi yakin, memberi janji adalah mengkhianati
satu sisi kemudian, entah ragu atau mengerti
mereka berusaha agar tak ada yang sakit hati
sebuah klise yang amat sangat

hari berlalu, ceria nya semakin membuat kedugaan akan pretensi
satu sisi hancur, lelah, dan depresi
ia hanya berusaha memperbaiki hati yang ambruk kian hari
satu sisi kemudian, kecewa, kecewa, tak terobati
langit - langit runtuh untuk mereka yang diam dan diam meredam emosi

satu sisi diliputi rasa bersalah, rindu, dan gerah demi hari
ia hilang arah, kenangan dan rasa mendesak diri untuk dibuang
sungguh tega, sungguh dramatis, pikir nya
satu sisi yang kemudian, hanya menunggu, menunggu, tanpa menjemput
karena ia begitu diam, tak bergeming, dan tak berusaha
mereka berdua berbimbang sama, tinggalkan atau bertahan

bis kota, hujan sore - sore, dan sebuah senyum
cukup untuk melukis salah satu kenangan mereka
masih terngiang kah hal ini dalam benak?
setelah iya, adakah upaya untuk tidak sembunyi di balik tembok masing - masing?

air,
masihkah ia sibuk dengan dunianya?
atau sedang menunggu kembali kah?
atau tetap bertahan dalam bisu?
atau masih menanti jawaban langit?

air,
kau tak perlu diam, utarakan saja
atau tak usah, biar ia saja
ia akan berkata apa yang ia mau
mungkin sebuah akhir atau awal yang baru
tapi kau bisa memulainya

ah, mungkin ini sedikit berlebihan
mereka masih mencari waktu yang tepat
apakah cukup dewasa untuk mengakhirinya?
mereka terus menunggu ditelan waktu

seseorang berkata sebuah hubungan pasti ada akhirnya
seseorang berkata seperti pesimis sejati atau optimis rendahan
benarkah masih ada asa dalam keputusasaan ?
untuk menghasilkan hal yang ada dari ketiadaan

air,
pada akhirnya, harus ada jawaban
jika rindu? utarakan
niscaya pemantik akan menemukan sumbunya
jika tidak? ini harus selesai
karena seseorang menunggu untuk dicintai


- rft, xx 2016

Komentar