Rindu Yang Mati



Maafkan Aku...
Yang tak memberitahu alasanku
Kenapa ku segan tinggalkanmu
Dengan buah mulutku yang gagu

Kini engkau meluluhkan aku kembali
Hatiku yang telah lama mati
Dan Harapan yang telah tak lagi
Membuat hidupku tak berwarna - warni

Engkau masih indah dibalik pelindungmu
Sama seperti dulu waktu mencampakmu
Senyummu yang berwarna itu mengalahkanku
Yang hanyalah sebatang makhluk pengeluh

Jiwa alim mu masih terpelihara seakan tanpa noda
Ragamu masih menawan dibalik pakaianmu yang tak terbuka
Sanubarimu sungguh semakin eloknya
Gerhana takkan menutupiku dari mataharinya

Kau adalah rahasia, Yang masih kujaga sempurna
Sesal tak ada setitikpun dihatiku, dan kau senang saat digenggamanku
Ku ingat kita berbalas pandang, di sela waktu yang rumpang
Ku ingat tuturmu, yang masih indah kudengar meski tlah termakan waktu

Aku hanyalah yang datang dan pergi
Meninggalkan kenangan untukmu dalam sebersit memori
Berulang lagi, aku sungguh bersalah kepadamu
Mungkinkah kau menerimaku, kan kuhapus kelamku

Akankah kau bersinggah sementara
Dalam lubuk, kerumunan rindu hendak kuutarakan
Dan aku akui temasa kita yang dahulu
Sedekat nadi dan sepandang Bayangan

Aku dalam ketidaksengajaanku

Menghidupkan kembali kisah itu
Dalam bentuk Rindu yang beku
Berbuat apa ku tak tahu

Izinkan aku duduk bersamamu
Sebelum ku pergi menghapusmu
Sebelum kau pergi mengejarku
Tak kurang hanyalah “hai” pertama dan terakhirku



“I just want you to not be my stranger, if you would, you could, please…

- RFT, 1 Maret 2016

Komentar